Ada beberapa persyaratan dalam Belajar Saxophone alto :
Teknik Pernafasan, Tone (Ambusheer) & Fingering
PERNAFASAN
Biasanya dipelajari saat Les Saxophone. Menggunakan nafas perut dan dada, artinya nafas perut ada cara mengambil nafas yang benar mengingat perut mampu menampung 12 liter udara, sedangkan dada hanya menampung 5 liter udara. Dapat dilatih dengan alat musik yang sederhana seperti Belajar HarmonicaCara berlatih nafas perut al sbb :
Tarik nafas dengan mulut lalu disimpan dalam perut, sehingga perut cenderung membesar sampai dirasakan udara ada di perut sampai pinggang, lalu keluarkan dengan mendesis secara perlahan (efisien) dan lakukan secara berulang (apabila dada yang mengembang maka disebut nafas dada, tapi bila dada tidak bergerak dan perut membesar artinya pernafasan perut telah dilakukan dengan benar).
Tarik nafas dengan mulut lalu disimpan dalam perut, sehingga perut membesar lalu dikeluarkan sedikit2 dengan mendesis (seakan perut memompa udara keluar sebagian2).
Pernafasan yang disarankan menggunakan perut agar kita mampu meniup saxophone lebih kuat dan panjang, sedangkan nafas dada boleh digunakan untuk emergency (saat kita harus mengambilkan nafas dengan cepat)
TONE
Merupakan hal yang paling penting dalam Belajar Saxophone, karena tone/suara yang bulat/tebal/bright akan merdu di dengar dan harmonis dengan instrumen musik lainnya. Cobalah berlatih dengan Les Harmonica atau Les Flute terlebih dahulu.
Cara berlatih :
Berlatih nada panjang dengan cara staccato saat Flute Lessons di awal nada utk seluruh nada chromatic atau semua nada dasar, terdapat juga saat kita Belajar Flute.
Berlatih nada panjang pelan (piano) dan nada keras (forte) atau cressendo dan decressendo. Teori ini juga berlaku di dalam Les Flute.
Berlatih nada bawah dan atas. Dapat juga berlatih dengan alat musik lain seperti Les Harmonica
Berlatih stacato dan legato dalam Flute Lessons
Minimal berlatih nada panjang setiap hari minimal 15 menit, diluar Saxophone Lesson
FINGERING
Harus disiplin dalam Saxophone Lesson untuk menggunakan teknik agar kecepatan, akurasi dan halus setiap klep yang ditekan tidak berbunyi, dapat juga berlatih dengan Belajar Gitar atau Belajar Flute.
Cara berlatih agar fingering menjadi baik al :
Salah satunya dengan mempraktekkan Gitar Lesson. Selain itu, jarak jari dengan tuts/klep harus tetap dekat dengan tuts, agar tidak ada jarak bila jari tidak menekan tuts, seperti yang dilakukan saat Belajar Gitar.
Melatih nada tertentu secara berulang-ulang yang posisinya sulit seperti C ke D, C# ke D, D# ke E, F ke F#, F ke G#, F# ke G#, G# ke A, G kw A#, G# ke A#, A# ke B, A# ke C, B ke C dll
Melatih nada2 chord seperti C - E - G - C, C - F, A, C, D, G, B, D dan patern/etude/scale al blues (C-D#-F-F#-G-A#), pentatonic (C-D-E-G-A-C)
Sigh Reading dan Primavista
Membaca not balok merupakan salah satu persyaratan dalam bermain musik, karena membaca not balok merupakan media untuk bermain saxophone secara group dengan instrument musik lainnya (band,ensemble, orchestra) agar serasi, akurat dan sesuai arrangement yang diharapkan oleh arranger, composer & conductor. Bisa juga dipelajari dalam Gitar Lesson saat mengambil Les Gitar
Selain itu membaca not balok bermanfaat untuk mengenal dan mempelajari lagu2 standard, pop dan jazz dari buku2 musik manapun dan mempelajari scale2, patern dan contoh2 improvisasi dari buku2.
Primavista yaitu keakurasian dalam membaca not balok secara langsung dan cepat, jadi untuk mampu menguasai primavista harus berlatih membaca not balok setiap harinya (minimal 30 menit).
IMPROVISASI
Improvisasi dalam Les Saxophone dapat dipelajari dengan memenuhi beberapa syarat sbb:
Menguasai pemahaman tentang isi chord dan fungsinya, jadi sebaiknya belajar saxophone dan Belajar Harmonica harus mengambil dan mempelajari piano/Les Gitar.
Berlatih patern/etude major,major6,dominan7,major7,major9, major11, major13, minor, minor6, minor7, minor9, diminished, augtemented, whole tone dll
Berlatih blues scale seperti C-D#,F,F#,A#,C, pentatonic scale seperti C-D-E-G-A-C dll.
Menguasai solvegio artinya mampu mengindentifikasi nada dalam not angka.
Banyak referensi CD saxophonist dunia seperti david sanborn, ernie watts, charlie parker, dave koz, stan getz, pacuito de riviera, dave vallentine, winton marsallis dll
Bagi yang hanya ingin belajar memainkan lagu dengan saxophone tentunya harus menguasai urutan lagu tersebut (bait1, bait2, reff, bait3 atau chorus) dan mengetahui not lagu tersebut, minimal mampu merasakan nada2 dari lagu tersebut (by feeling/by heart).
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan bila akan belajar memainkan saxophone, yaitu cara memegang saxophone, teknik pernapasan, posisi bermain, teknik embosur (embouchure), teknik penjarian dan teknik peniupan.
2.1. Cara Memegang Saxophone

Sebelum mengangkat instrumen dari kopornya, sebaiknya terlebih dahulu menggabungkan mouthpiece dengan reed. Setelah posisi reed terpasang dengan benar, gabungkan dengan leher saxophone (neck dan mouthpiece).
Apabila mouthpiece, reed dan leher saxophone sudah tergabung, tali penggantung saxophone yang disebut sling dapat dipakai (dikalungkan pada leher pemain). Fungsi dari pada sling tersebut adalah untuk membantu ibu jari tangan kanan dalam menopang saxophone dengan cara mengaitkan ujung sling pada badan saxophone. Kemudian badan saxophone diangkat dari petinya dengan cara memegang pada bagian bellnya dan gabungkan badan saxophone tersebut dengan lehernya yang sudah terpasang mouthpiece. Sedang cara untuk menggabungkan badan dengan leher saxophone adalah : Memegang badan saxophone pada tangan kanan dengan bertumpu pada pangkuan, sementara tangan kiri memegang leher yang siap digabungkan dengan badan saxophone.

2.1.1. Posisi jari telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kiri maupun kanan disesuaikan tepat pada permukaan katup nada dalam membentuk setengah melingkar.

Kelebihan dari posisi ini adalah memindahkan dalam memainkan gerakan-gerakan melodi yang cepat dan relaksasi selama bermain. Sedangkan cara yang tidak dianjurkan adalah posisi jari yang menempel lurus pada katup nada. Posisi ini memiliki kelemahan, kurangnya fleksibilitas serta ketegangan-ketegangan pada saraf motorik, sehingga pemain lekas merasa capai.

2.1.2. Posisi jari kelingking tangan kiri maupun tangan kanan harus dapat bergerak bebas untuk menjangkau kunci-kunci nada, yakni: Jari kelingking tangan kiri harus bebas menjangkau kunci-kunci nada g#, c#, B dan Bb. Sedangkan untuk jari kelingking tangan kanan harus bebas menjangkau kunci nada Eb dan C. Perlu ditekankan bahwa kedua jari kelingking tidak boleh menegang.

2.1.3. Latihan meniup saxophone.

Nada yang paling mudah untuk dibunyikan pada saxophone adalah nada “B”,
Di bawah ini ditunjukkan contoh latihan meniup saxophone dengan menggunakan nada “b” yang dimainkan dengan tempo lambat.

Kemudian dilanjutkan dengan nada-nada lainnya yang masih menggunakan jari-jari tangan kiri, yakni: Nada A. G dan C.

2.2. Pernapasan
Pernapasan yang dianjurkan, sebagaimana dalam pernapasan menyanyi dan memainkan alat musik tiup lainnya, adalah sistem pernafasan diafragmatis. Alasan dari pernapasan diafragmatis yang dianjurkan seperti diatas adalah, selain terdapat volume udara yang lebih besar dan kuat dibanding dengan pernapasan paru-paru, juga hal itu sangat menentukan produksi suara serta kemampuan yang lebih sempurna dalam menjangkau teknik maupun etude-etude yang ada. Di bawah ini adalah cara untuk melatih sistem pernapasan diafragmatis :
2.2.1. Hirup udara melalui hidung, bersamaan dengan itu rasakan aliran aliran udara melalui paru-paru menuju sekat rongga perut (diafragma), sekaligus rasakan pengembangan otot-otot disekitar perut (rusuk bawah, terutama pada sekat rongga badan)
2.2.2. Hembuskan melalui mulut secara rata, sekaligus merasakan aliran udara dan pengempisan otot-otot pada bagian perut secara perlahan-lahan.
Setelah proses pernapasan sudah dipahami, selanjutnya latihan pernapasan dapat dikontrol dengan cara sebagai berikut :
a. Tekan kuat-kuat kedua telapak tangan pada sisi pinggang dengan ibu jari melingkar di sisi depan perut dan keempat jari lain diletakkan di sisi bagian belakang.

b. Sementara kedua telapak tangan menekan pada sisi pinggang, bongkokkan badan kira-kira membentuk sudut 90°, kemudian tarik napas seperti petunjuk di atas, dan rasakan pengembangan otot-otot di sekitar perut bagian atas. Dengan cara tersebut akan lebih memudahkan dalam mengontrol pengembangan otot-otot perut dalam hu-bungannya dengan pernapasan diafragmatis.

c. Setelah melakukan hal tersebut berulangkali dan sudah dipahami, latihan pernapasan dapat dilanjutkan dengan posisi berdiri tegak. Untuk mengontrol pernapasan diperlukan kecermatan sebsb pernapasan yang salah akan berakibat fatal bagi seorang pemain alat musik tiup.
Apabila latihan-latihan di atas sudah dapat dilalui dengan baik dan benar, berikut akan diuraikan tenteng posisi bermain saxophone.
2.3 Posisi Pemain
Posisi instrumen dan tubuh pada waktu bermain merupakan langkah awal yang perlu mendapat perhatian, terutama bagi siswa pemula. Hal ini sangat penting teknik pernapasan dan keleluasaan gerak tangan maupun jari. Sikap bermain saxophone sebaiknya jangan terlalu tegang (tegap), dan sebaliknya jangan terlalu santai. Ambillah sikap yang wajar, baik dalam sikap berdiri maupun dalam sikap duduk.
2.3.1. Posisi Berdiri

Posisi berdiri seperti dalam gambar 25 dibawah ini selain terlalu kaku juga menghambat pernapasan serta menghambat keleluasaan gerak jari-jari kita.
Sedangkan posisi berdiri yang dianjurkan adalah : Berdiri wajar, kepala agak menunduk dengan pandangan mata lurus kedepan. Adapun posisi saxophone agak sedikit dimiringkan ke kiri dengan menempelkan bagian bawah dari saxophone pada pinggul sebelah kanan. Hal ini sangat membantu keleluasaan gerak jari-jari dan menjaga supaya saxophone tidak banyak bergerak pada waktu dimainkan.

Dalam halaman berikut ini ditunjukkan gambar posisi leher yang tidak baik. Posisi seperti ini selain kurang sedap untuk dipandang juga dapat mengganggu pernapasan serta berpengaruh pada intonasi dari nada-nada yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena cara pemasangan antara mouthpiece dan leher saxophone yang kurang tepat.

Untuk menjaga supaya posisi leher pemain tidak seperti dalam gambar diatas, posisi mouthpiece pada leher saxophone harus digeser (diputar) sedikit ke kanan disesuaikan dengan kemiringan saxophone. Untuk menggeser posisi mouthpiece supaya leher pemain bisa tegak adalah sebagai berikut : Ambillah sikap berdiri seperti dalam gambar nomor 26, sementara tangan kiri memegang mouthpiece yang kurang tepat posisinya dan putarlah ke kanan hingga posisi leher pemain tidak miring. Gambar berikut ini akan ditunjukkan bagaiman cara memutar mouthpiece.

2.3.2. Posisi Duduk
Pada posisi duduk tidak banyak berbeda dengan posisi berdiri. Perbedaan hanya pada posisi tubuh saja, sedangkan untuk posisi instrumen sama seperti pada posisi berdiri. Dalam posisi duduk sebaiknya kita menggunakan kursi yang tidak memakai sandaran tangan, sebab sandaran tersebut akan mengganggu tangan dan saxophone pemain itu sendiri. Apabila terpaksa menggunakan kursi yang memakai sandaran tangan, dapat kita atasi dengan cara duduk miring ke kiri dari arah kursi kira-kira 45° dengan bertumpu pada pantat dan paha sebelah kiri. Gambar 29 ditunjukkan posisi duduk pada kursi yang memakai sandaran tangan.


2.4. Teknik Ambosur ( Embouchure )
Kata ambosur berasal dari bahasa Perancis “embouchure”. Sedangkan dalam istilah Inggris memiliki arti ganda, yaitu mouthpice dan bibir. Adapun pengertian umum dapat diartikan sebagai bibir. Untuk istilah musik (dalam permainan alat musik tiup), ambosur adalah posisi bibir dan gigi pada mouthpiece. Bentuk ambosur yang baik adalah sebagai berikut: Letakkan gigi atas pada bagian atas dari mouthpiece; Lekatkan bagian dalam dari bibir di sekililing mouthpiece, sekaligus memajukan rahang bawah seperti sikap dalam menggigit (gigi bawah sejajar dengan gigi atas).

Ada dua macam jenis tiupan dalam alat musik tiup yaitu :
a. Meniup dengan udara dingin
b. Meniup dengan udara panas
Udara dingin dipergunakan untuk meniup alat musik tiup seperti : piccolo, fluit sopran, hobo dan klarinet dari nada “A” keatas.

Udara panas dipergunakan untuk meniup alat musik tiup seperti: klarinet dari nada “Ab” kebawah ( Ab, G, Gb, F dan E ), saxophone, fagot, fluit alto, tenor dan fluit bass. Untuk mewujudkan tiupan-tiupan diatas adalah, apabila kita meniupkan udara pada satu titik, akan terwujud udara dingin. Apabila kita menghendaki tiupan dengan udara panas, tiupkan udara dengan fokus satu titik yang lebar. Dalam meniup saxophone tidak hanya membutuhkan udara panas saja, tetapi harus didukung oleh ambosur yang benar serta tenaga yang relatif kuat.
Lebih lanjut Maezawa menjelaskan bahwa ambosur untuk saxophone yang benar adalah :
(1). Kerutkan kedua bibir (bibir atas dan bawah) hingga membentuk garis-garis pada permukaan bibir dan tariklah kedua sudut bibir ke tengah-tengah hingga bentuk bibir menyerupai huruf “O”;
(2). Masukkan mouthpiece kedalam mulut yang sudah membentuk huruf “O” sesuai kebutuhan kemudian tutuplah bibir disekeliling mouthpiece, sehingga apabila ditiup udara tidak akan bocor;
(3). Tiuplah mouthpiece tersebut dengan mengucapkan kata “dho” (seperti pada kata “dholan”). Dengan meniup sambil mengucap kata “dho”, udara yang keluar adalah udara panas. (gambar 32)

Ambosur untuk saxophone berbeda dengan ambosur untuk klarinet. Untuk membentuk ambosur klarinet, tariklah bibir kesatu titik yang terletak di bawah ujung dagu.

Tetapi untuk membentuk ambosur saxophone kita harus menarik bibir kesatu titik yang letaknya di tengah-tengah antara bibir atas dan bibir bawah. ( gambar 34 )

Dari ketiga pendapat tersebut di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa ketiga pendapat tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu membuat bibir supaya mengeras dan mewujudkan tiupan dengan udara panas.
2.5. Teknik Penjarian ( Fingering )
Sistem penjarian pada alat musik saxophone untuk petunjuk penggunaan kunci-kunci nada dan jari akan diberi tanda-tanda, huruf, titik ( ) dan lingkaran kecil ( ). Tanda huruf dan angka menunjukkan kuncikunci nada yang digunakan atau digerakkan. Tanda titik ( ), menunjukkan katup nada yang ditekan atau ditutup. Tanda lingkaran kecil ( ) menunjukkan katup nada yang tidak ditekankan atau dibuka. Di bawah ini akan ditunjukkan huruf-huruf dan angka-angka yang akan dipergunakan sebagai petunjuk kunci-kunci dan jari-jari.

2.6.3.1. Vibrasi
Vibrasi adalah kualitas getaran dalam nada yang dihasilkan oleh gerakan yang sangat rapat dari rahang bawah. Para saksoponis menggunakan vibrasi (khususnya dalam musik tarian) pada nada panjang. Pada tempo yang sangat lambat sampai sedang harus dicoba menggunakan vibrasi pada nada-nada seperempatan ( ), dan teristimewa pada nada setengahan ( ) atau nada utuh ( ).
Apabila tanpa vibrasi nada saxophone memiliki warna yang kurang cemerlang bila dibanding dengan penggunaan vibrasi tersebut. Ada 3 jenis gelombang vibrasi yaitu:

Berikut latihan Vibrasi :

All Of Me, All The Things You Are, As Time Goes By, Autumn Leaves, Blue Moon, Caravan, Day's Of Wine And Roses, Desafinado, Emily, FallIng In Love, Fly Me To The Moon, Georgia, Girl From Ipanema, How Insensitive, I Love You, I'm In The Mood For Love, In A Sentimental Mood, Love Letters, Lullaby Of Birdland, Meditation, Memories Of You, Misty, Mood Indigo, Moonglow, Moon River, My Funny Valentine, Night In Tunisia, A Night Train, One Note Samba, Over The Rainbow, Perdido, Quiet Nights Of Quiet Stars /Corcovado/, Satin Doll, Secret Love, Shadow Of Your Smile, Smoke Gets In Your Eyes, Someone To Watch Over Me, Star Dust, Stella By Starlight, Summertime, Sunny, Take Five, Tea For Two, Take The A Train, These Foolish Things, Wave, When I Fall In Love, Yesterdays, You Are My Sunshine, You're My Everything |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar