Senin, 13 Juni 2011

Tradisi Seni


  Sebelum seorang seniman lahir, dilingkungan sekitarnya telah hidup suatu budaya yang di dalamnya ada yang disebut seni. Saat sang seniman sudah mencapai kesadaran, dia mulai belajar menghayati dan memahami seni dalam masyarakatnya. Dalam tahap pemahaman ini sang seniman akan belajar dari tradisi seni masyarakatnya.
            Pada awalnya calon seniman akan belajar dari tradisi masa kininya, yaitu karya-karya terpilih yang sesuai dengan pemikiran masa kini yang diambil dari kekayaan tradisi seninya. Secara tidak sadar dia menciptakan karya seni berdasarkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya, jadi bisa dibilang dia melakukan suatu peniruan.
            Tapi tidak menutup kemungkinan seorang seniman mempelajari tradisi masyarakat lain sehingga terjadilah peminjaman nilai-nilai seni olehnya. Jadi setiap karya seni yang baru akan lahir berdasarkan tradisi seni yang telah ada.dengan cara mengutip dan meminjam ini setiap karya seni akan diterima oleh masyarakatnya.
            Namun tidak semua seniman puas dengan karya interteks seperti itu. Seniman itu bebas, bias saja ia melepaskan diri dari tradisi masyarakatnya. Ia mencoba melahirkan hal-hal baru dan segar bagi masyarakatnya, maka lahirlah karya-karya pembaharuan. Namun hal-hal baru seperti ini biasanya akan sulit diterima masyarakat dan akan bias mengakibatkatkan seniman keluar dari masyarakat tersebut dan lari ke masyarakat yang bias menerima karya-karyanya.
            Memang kebanyakan seniman bekerja atau dikondisikan oleh tradisi seninya. seniman yang bekerja denngan tradisi seninya bukan berarti tunduk akan karya dan nilai-nilai tradisi, namun ia bersikap kritis dan kreatif terhadap tradisi. Tradisi seni dilihatnya secara baru dan ia menemukan nilai-nilai baru dari tradisi tersebut yang belum dilihat masayarakatnya.
            Berdasarkan kaitan tradisi seni dan karya seni ciptaan baru dapat dilihat adanya tiga jenis karya seni.
1)    Karya seni yang setia akan nilai-nilai tradisi (terlalu banyak mengutip tradisi seni masyarakatnya). Karya seperti ini dihargai sebagai karya biasa/lazim
2)    Karya seni yang bersifat tradisi tetapi sudah muncul sikap kritis (tradisi tidak dilihat sebagaimana masyarakat melihat). Karya demikian ini memiliki nilai lebih.
3)    Karya yang sama sekali menolak tradisi (mengenalkan nilai-nilai baru pada masyarakatnya). Kalau nilai-nilai seni yang diajukan benar-benar otentik maka bias dihargai sebagai karya agung dalam tradisi.
Jadi setiap karya seni atau seniman mula-mula dibentuk oleh tradisi. Setiap calon seniman yang tak mengenal tradisinya tak akan mampu menciptakan karya seni baru, karena ia tak mengenal apa yang disebut lama dalam tradisi. Dari sejarah ini ia dapat mempelajari dan menghayati berbagai warisan karya seni masyarakatnya dan juga menghargai  nilai-nilai seni yang diakui oleh generasinya.

Tidak ada komentar:

Teori Musik Dasar

Sebuah Lagu diibaratkan sebagai Sebuah Rumah. Dan Teori Dasar Musik adalah Pondasinya. Serta Arransement adalah Arsitektur dan desainnya B...