Jumat, 31 Oktober 2014

Teori Musik Dasar

Sebuah Lagu diibaratkan sebagai Sebuah Rumah. Dan Teori Dasar Musik adalah Pondasinya. Serta Arransement adalah Arsitektur dan desainnya Begitu kuat & indahnya sebuah rumah tergantung dari bagaimana pondasinya & arsiktekturnya. Lagu yang kuat dan terdengar indah terbangundari arransemen musik yang indah dengan penggunaan teori dasar musik yang maksimal. Pembuatan arransemen tidak terlepas dari penguasaan teori dasar bermusik yang mana terbagi atas :


Nada
Nada - nada yang tersusun dengan interval menjadi sebuah Tangga Nada.
dimana berlaku sebuah rumus umum interval untuk setiap jarak Tangga Nada Mayor adalah "1 - 1 - 1/2 - 1 - 1 - 1/2" 1 berlaku untuk kenaikan 1 nada penuh (2 fret pada guitar) sedangkan 1/2 berlaku untuk kenaikan setengah nada saja (1Fret pada guitar).

Dan untuk Tangga Nada Minor  rumus interval yang berlaku adalah"1 - 1/2 - 1 - 1 - 1/2 - 1 - 1. Pengembangan dari kedua tangga nada ini membenuk suatu urutan tangga nada baru dengan hanya 5nada saja yang dimainkan (Penta) dikenal sebagai Tangga Nada Pentatonic

untuk tangga nada pentatonic mayor rumus yang berlaku urutan nada ke 1 - ke 2 - ke 3 - ke 5  ke 6. Misalkan untuk sebuah tangga nada c mayor dideskripsikan dengan urutan C - D - E - F - G - A - B - C, maka ketika kita ingin memainkan dalam pentatonic hanya nada C - D - E - G - A saja yang dimainkan.

untuk tangga nada pentatonic minor rumus yang berlaku urutan nada ke 1 - ke 3 - ke 4 - ke 5 - ke 7.
 Misalkan untuk sebuah tangga nada A minor terdeskripsikan dengan urutan A - B - C - D - E - F - G, maka ketika kita ingin memainkan dalam pentatoni hanya nada C - D - E - G - A saja yang dimainkan.


beberapa Tanda Accidential (atau lebih dikenal dengan tanda chromatic) seperti Sharp #, Flat, Natural, Double Sharp, Double Flat dipergunakan untuk menaikan atau menurunkan nada dari nada aslinya.

Selain Nada dikenal juga Chord, chord  adalah bagian dari Tangga Nada. Chord menentukan bagaimana rythm dimainkan.  Chord juga terbagi antara Mayor dan Minor dan Chord Progression. untuk Chord Mayor rumus yang digunakan adalah Nada ke 1 - Nada ke 3 - Nada ke 5 dari sebuah urutan tangga nada mayor. Sementara untuk chord minor penyusunannya dapat dilakukan dari rumus chord mayor yang mana nada ke 3 nya diturunkan setengah nada menggunakan tanda chromatic Flat (menjadi akhiran -es). Progression chord adalah pergerakan perpindnahan chord yang didasarkan pada tangga nada dari nada dasar yang digunakan. Progression chord ini juga terbagi atas mayor dan minor.

Ketukan
Irama dalam sebuah lagu ditentukan dari ketukan dengan berbagai unsur pembentuknya seperti tempo, nilai ketukan, tanda birama.

Tempo adalah hitungan konstan yang menentukan seberapa cepat musik dimainkan yang dihitung dengan satuan Beat Per Minute (BPM). Alat pengatur tempo kita kenal dengan metronome yang digambarkan dengan 1 bunyi pada setiap ketukan) yang diulang ulang. terdapat pada tempo satu bunyi berbeda (1 bunyi penekanan biasa ditunnjukan dengan nada yang sedikit lebih tinggi) untuk menandai ketukan pertama yang dimulai.

Nilai ketukan
Nilai Ketukan adalah pembagian dari ketukan sehingga membentuk ritme dari ketukan itu tersendiri. Nilai ketukan terdiri dari notasi, nilai - nilai notasi lah yang memberi dinamika irama pada lagu.


Gambar diatas menunjukan nada yang dimainkan, untuk nada yang tidak dimainkan dikenal dengan istilah tanda istirahat / tanda diam.

Yang perlu dipahami adalah kapan dan berapa durasi (yang diukur dengan nilai ketukan itu tersendiri) nada dibunyikan dan nada tidak dibunyikan.

Tanda Birama
adalah tanda yang menerangkan banyaknya ketukan pada sepanjang bar dan menentukan nilai ketukan pada setiap ketukannya yang ditulis dalam bentuk pecahan dimana Angka pembilang (yang diatas) menunjukan banyak ketukan untuk satu bar dan angka penyebut (yang dibawah) menyatakan jenis nilai ketukan.

Penggunaan pembacaan tanda birama dengan nilai notasi.
Tanda birama yang umum sering digunakan adalah 4/4 dengan nilai ketukan penuh maka akan dibaca sebagai 1 2 3 4. apabila menggunakan nilai setengah ketukan akan dibaca 1 n 2 n 3 n 4 n, dan untuk seperempat ketukan akan dibaca 1 a n d 2 a n d 3 a n d 4 a n d.

(diambil dari :radityaandreas.blogspot.com)

Senin, 27 Oktober 2014

Musik Keroncong yang mengagumkan

Asal-usul

Akar keroncong berasal dari sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado yang diperkenalkan oleh para pelaut dan budakkapal niaga bangsa itu sejak abad ke-16 ke Nusantara. Dari daratan India (Goa) masuklah musik ini pertama kali di Malaka dan kemudian dimainkan oleh para budak dari Maluku. Melemahnya pengaruh Portugis pada abad ke-17 di Nusantara tidak dengan serta-merta berarti hilang pula musik ini. Bentuk awal musik ini disebut moresco (sebuah tarian asal Spanyol, seperti polka agak lamban ritmenya), di mana salah satu lagu oleh Kusbini disusun kembali kini dikenal dengan nama Kr. Muritsku, yang diiringi oleh alat musik dawai. Musik keroncong yang berasal dari Tugu disebut keroncong Tugu. Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen gamelan. Pada sekitar abad ke-19 bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya. Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an, dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang musik populer (musikrock yang berkembang sejak 1950, dan berjayanya musik Beatle dan sejenisnya sejak tahun 1961 hingga sekarang). Meskipun demikian, musik keroncong masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia dan Malaysiahingga sekarang.

Fado, Gereja Protestan dan Musik Keroncong

Seperti diketahui bahwa Musik Keroncong masuk ke Indonesia sekitar tahun 1512, yaitu pada waktu Ekspedisi Portugispimpinan Alfonso de Albuquerque datang ke Malaka dan Maluku tahun 1512. Tentu saja para pelaut Portugis membawa lagu jenisFado, yaitu lagu rakyat Portugis bernada Arab (tangga nada minor, karena orang Moor Arab pernah menjajah Portugis/Spanyol tahun 711 - 1492. Lagu jenis Fado masih ada di Amerika Latin (bekas jajahan Spanyol), seperti yang dinyanyikan Trio Los Panchos atau Los Paraguayos, atau juga lagu di Sumatera Barat (budaya Arab) seperti Ayam Den Lapeh.
Pada waktu tawanan Portugis dan budak asal Goa (India) di Kampung Tugu dibebaskan pada tahun 1661 oleh Pemerintah Hindia Belanda (VOC), mereka diharuskan pindah agama dari Katholik menjadi Protestan, sehingga kebiasaan menyanyikan lagu Fado menjadi harus bernyanyi seperti dalam Gereja Protestan, yang pada tangga nada mayor.
Selanjutnya pada tahun 1880 Musik Keroncong lahir, dan awal ini Musik Keroncong juga dipengaruhi lagu Hawai yang dalam tangga nada mayor, yang juga berkembang pesat di Indonesia bersamaan dengan Musik Keroncong (lihat Musik Suku Ambon atau The Hawaian Seniors pimpinan Jenderal Polisi Hugeng).

Alat-alat musik

Dalam bentuknya yang paling awal, moresco diiringi oleh musik dawai, seperti biolaukulele, serta selo. Perkusi juga kadang-kadang dipakai. Set orkes semacam ini masih dipakai oleh keroncong Tugu, bentuk keroncong yang masih dimainkan oleh komunitas keturunan budak Portugis dari Ambon yang tinggal di Kampung Tugu,Jakarta Utara, yang kemudian berkembang ke arah selatan di Kemayoran dan Gambir oleh orang Betawi berbaur dengan musik Tanjidor (tahun 1880-1920). Tahun 1920-1960 pusat perkembangan pindah ke Solo, dan beradaptasi dengan irama yang lebih lambat sesuai sifat orang Jawa.
Pem-"pribumi"-an keroncong menjadikannya seni campuran, dengan alat-alat musik seperti
Saat ini, alat musik yang dipakai dalam orkes keroncong mencakup
  • ukulele cuk, berdawai 3 (nilon), urutan nadanya adalah G, B dan E; sebagai alat musik utama yang menyuarakan crong - crong sehingga disebut keroncong (ditemukan tahun 1879 di Hawai, dan merupakan awal tonggak mulainya musik keroncong)
  • ukulele cak, berdawai 4 (baja), urutan nadanya A, D, Fis, dan B. Jadi ketika alat musik lainnya memainkan tangga nada C, cak bermain pada tangga nada F (dikenal dengan sebutan in F);
  • gitar akustik sebagai gitar melodi, dimainkan dengan gaya kontrapuntis (anti melodi);
  • biola (menggantikan Rebab); sejak dibuat oleh Amati atau Stradivarius dari Cremona Itali sekitar tahun 1600 tidak pernah berubah modelnya hingga sekarang;
  • flute (mengantikan Suling Bambu), pada Era Tempo Doeloe memakai Suling Albert (suling kayu hitam dengan lubang dan klep, suara agak patah-patah, contoh orkes Lief Java), sedangkan pada Era Keroncong Abadi telah memakai Suling Bohm (suling metal semua dengan klep, suara lebih halus dengan ornamen nada yang indah, contoh flutis Sunarno dari Solo atau Beny Waluyo dari Jakarta);
  • selo; betot menggantikan kendang, juga tidak pernah berubah sejak dibuat oleh Amati dan Stradivarius dari Cremona Itali 1600, hanya saja dalam keroncong dimainkan secara khas dipetik/pizzicato;
  • kontrabas (menggantikan Gong), juga bas yang dipetik, tidak pernah berubah sejak Amati dan Stradivarius dari Cremona Itali 1600 membuatnya;
Penjaga irama dipegang oleh ukulele dan bas. Gitar yang kontrapuntis dan selo yang ritmis mengatur peralihan akord. Biola berfungsi sebagai penuntun melodi, sekaligus hiasan/ornamen bawah. Flut mengisi hiasan atas, yang melayang-layang mengisi ruang melodi yang kosong.
Bentuk keroncong yang dicampur dengan musik populer sekarang menggunakan organ tunggal serta synthesizer untuk mengiringi lagu keroncong (di pentas pesta organ tunggal yang serba bisa main keroncong, dangdut, rock, polka, mars).

Jenis keroncong

Musik keroncong lebih condong pada progresi akord dan jenis alat yang digunakan. Sejak pertengahan abad ke-20 telah dikenal paling tidak tiga macam keroncong, yang dapat dikenali dari pola progresi akordnya. Bagi pemusik yang sudah memahami alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong sebenarnya tidaklah susah, sebab cukup menyesuaikan pola yang berlaku. Pengembangan dilakukan dengan menjaga konsistensi pola tersebut. Selain itu, terdapat pula bentuk-bentuk campuran serta adaptasi.

Perkembangan musik keroncong masa kini

Setelah mengalami evolusi yang panjang sejak kedatangan orang Portugis di Indonesia (1522) dan pemukiman para budak di daerah Kampung Tugu tahun 1661 [2] [3], dan ini merupakan masa evolusi awal musik keroncong yang panjang (1661-1880), hampir dua abad lamanya, namun belum memperlihatkan identitas keroncong yang sebenarnya dengan suara crong-crong-crong, sehingga boleh dikatakan musik keroncong belum lahir tahun 1661-1880.
Dan akhirnya musik keroncong mengalami masa evolusi pendek terakhir sejak tahun 1880 hingga kini, dengan tiga tahap perkembangan terakhir yang sudah berlangsung dan satu perkiraan perkembangan baru (keroncong millenium). Tonggak awal adalah pada tahun 1879 [4], di saat penemuan ukulele di Hawai [5] yang segera menjadi alat musik utama dalam keroncong (suara ukulele: crong-crong-crong), sedangkan awal keroncong millenium sudah ada tanda-tandanya, namun belum berkembang (Bondan Prakoso).
Empat tahap masa perkembangan tersebut adalah[6]
(a) Masa keroncong tempo doeloe (1880-1920),
(b) Masa keroncong abadi (1920-1960), dan
(c) Masa keroncong modern (1960-2000), serta
(d) Masa keroncong millenium (2000-kini)

Masa keroncong tempo doeloe (1880-1920)

Ukulele ditemukan pada tahun 1879 di Hawaii, sehingga diperkirakan pada tahun berikutnya Keroncong baru menjelma pada tahun 1880, di daerah Tugu kemudian menyebar ke selatan daerah Kemayoran dan Gambir (lihat ada lagu Kemayoran dan Pasar Gambir, sekitar tahun 1913). Komedie Stamboel 1891-1903 lahir di Kota Pelabuhan Surabaya tahun 1891, berupa Pentas Gaya Instanbul, yang mengadakan pertunjukan keliling di Hindia Belanda, Singapura, dan Malaya lewat jalur kereta api maupun kapal api. Pada umumnya pertunjukan meliputi Cerita 1001 Malam (Arab) dan Cerita Eropa (Opera maupun Rakyat), termasuk Hikayat India dan Persia. Sebagai selingan, antar adegan maupun pembukaan, diperdengarkan musik mars, polka, gambus, dan keroncong. Khusus musik keroncong dikenal pada waktu itu Stambul I, Stambul II, dan Stambul III.
Pada waktu itu lagu Stambul berirama cepat (sekitar meter 120 untuk satu ketuk seperempat nada), di mana Warga Kampung Tugu maupun Kusbini menyebut sebagaiKeroncong Portugis, sedangkan Gesang menyebut sebagai Keroncong Cepat, dan berbaur dengan Tanjidor yang asli Betawi. Pada masa ini dikenal para musisi Indo, dan pemain biola legendaris adalah M. Sagi (perhatikan rekaman Idris Sardi main biola lagu Stambul II Jali-jali berdasarkan aransemen dari M. Sagi). Seperti diketahui bahwa panjang lagu stambul adalah 16 birama, yang terdiri atas:

Stambul I:

Lagu ini misalnya Terang Bulan, Potong Padi, Nina Bobo, Sarinande, O Ina Ni Keke, Bolelebo, dll. dengan struktur bentuk A - B - A - B atau A - B - C - D (16 birama):
  • |I , , , |, , , , |, , , , |V7, , , |
  • |, , , , |, , , , |, , , , |I , , , |
  • |I7, , , |IV, , , |, , V7, |I , , , |
  • |, , , , |V7, , , |, , , , |I , , , ||

Stambul II:

Lagu ini misalnya Si Jampang, Jali-Jali, di mana masuk pada Akord IV sebagai ciri Stambul II dengan struktur A - B - A - C (16 birama):
  • |I . . . |. . . . |. . . . |IV, , , | (tanda . artinya tacet)
  • |, , , , |, , , , |, , V7, |I , , , |
  • |, , , , |, , , , |, , , , |V7, , , |
  • |, , , , |, , , , |, , , , |I , , , ||

Stambul III:

Lagu ini misalnya Kemayoran, di mana mirip dengan Keroncong A sli sehingga sering salah diucapkan dengan Kr. Kemayoran, yang seharusnya Stambul III Kemayoran, dengan struktur Prelude - A - Interlude - B - C (16 birama):
  • Pr|I , , , |, , , , | Prelude 2 birama
  • A1|, , , , |, , , , |
  • A2|II#, , ,|V7, , , | Modulasi 2 birama
  • In|, , , , |IV, , , | Interlude 2 birama
  • B1|, , , , |I , , , |
  • B2|V7, , , |I , , , |
  • C1|, , , , |, , , , |
  • C2|V7, , , |I , , , ||
Musiq Losquin Bugis: Dari periode tempo doeloe ini lahir pula di Makassar bentuk keroncong khas yang dikenal sebagai musiq losquin Bugis, misalnya laguOngkona Arumpone yang dinyanyikan oleh Sukaenah B. Salamaki. Irama keroncong ini, tanpa seruling-biola-cello, tapi dengan melodi guitar yang kental, mirip seperti gaya Tjoh de Fretes dari Ambon. Kalau kita hubungkan kesemua ini, maka ada garis kesamaan dengan Orkes Keroncong Cafrino Tugu (Kr. Pasar Gambir) – Orkes Keroncong Lief Java (Kr. Kali Brantas) – Losquin Bugis (Ongkona Arumpone) – Orkes Hawaian Tjoh de Fretes (Pulau Ambon), yaitu gaya era tempo doeloedengan irama yang cepat sudah dengan kendangan cello dan dengan guitar melodi yang kental.

Masa keroncong abadi (1920-1960)

Pada masa ini panjang lagu telah berubah menjadi 32 birama, akibat pengaruh musik pop Amerika yang melanda lantai dansa Hotel2 di Indonesia pada waktu itu, dengan musisi didominasi dari Filipina (spt Pablo, Sambayon, dll), dan berakibat juga lagu pada waktu itu telah 32 birama juga, perhatikan lagu Indonesia Raya (diciptakan tahun 1924) pada waktu itu juga sudah 32 birama. Selanjutnya pusat perkembangan beralih ke timur mengikuti jaringan kereta api melalui Solo dan iramanya juga lebih lamban (sekitar 80 untuk seperempat nada) dengan kendangan cello mirip kendangan gamelan, dan permainan gitar melodi mirip alunan siter musik gamelan yang kontrapuntis. Masa ini lahir para musisi Solo, seperti Gesang dan penyanyi legendaris Annie Landouw. Lagu Keroncong Abadi terdiri atas: Langgam Keroncong, Stambul Keroncong, dan Keroncong Asli.

Langgam Keroncong

Bentuk lagu langgam ada dua versi. Yang pertama A - A - B - A dengan pengulangan dari bagian A kedua seperti lagu standar pop: Verse A - Verse A - Bridge B - Verse A, panjang 32 birama. Beda sedikit pada versi kedua, yakni pengulangannya langsung pada bagian B. Meski sudah memiliki bentuk baku, namun pada perkembangannya irama ini lebih bebas diekspresikan. Penyanyi serba bisa Hetty Koes Endang misalnya, dia sering merekam lagu-lagu non keroncong dan langgam menggunakan irama yang sama, dan kebanyakan tetap dinamakan langgam. Alur akord-nya sebagai berikut:
  • Verse A | V7 , , , |I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |
  • Verse A |V7 , , , | I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |
  • Bridge B |I7 , , , |IV , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | II# , , , | II# , , , | V , , ,|
  • Verse A |V7 , , , |I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |

Stambul Keroncong:

Stambul Keroncong berbentuk (A-B-A-B') x 2 = 16 birama x 2 = 32 birama, merupakan modifikasi Stambul II yang 16 birama menjadi 32 birama (menyesuaikan standar Keroncong Abadi yang 32 birama). Stambul merupakan jenis keroncong yang namanya diambil dari bentuk sandiwara yang dikenal pada akhir abad ke-19 hingga paruh awal abad ke-20 di Indonesia dengan nama Komedi stambul. Nama "stambul" diambil dari Istambul di Turki.
Alur akord Stambul Keroncong adalah sbb. (tanda - adalah tacet atau iringan tidak dibunyikan):
  • |I - - - | - - - - | - - - - |IV , , , | dibuka dg broken chord I utk mencari nada
  • |IV , , , |IV , , , |IV , V ,|I , , , |
  • |I , , , |I , , , |I , , , |V , , , |
  • |V , , , |V , , , |V , , , |I , , , |
  • |I , , , |I , , , |I , , , |IV , , , | 16 birama ini pengulangan dari 16 birama pertama atau sama
  • |IV , , , |IV , , , |IV , V , |I , , , |
  • |I , , , |I , , , |I , , , |V , , , |
  • |V , , , |V , , , |V , , , |I , , , |

Keroncong Asli

Keroncong asli memiliki bentuk lagu A - B - B'. Lagu terdiri atas 8 baris, 8 baris x 4 birama = 32 birama, di mana dibuka dengan PRELUDE 4 birama yang dimainkan secara instrumental, kemudian disisipi INTERLUDE standar sebanyak 4 birama yang dimainkan secara instrumental juga. Keroncong asli diawali oleh voorspel atauprelude, atau intro yang diambil dari baris 7 (B3) mengarah ke nada/akord awal lagu, yang dilakukan oleh alat musik melodi seperti seruling/flut, biola, atau gitar; dan tussenspel atau interlude atau intermezzo di tengah-tengah setelah modulasi/modulatie/modulation yang standar untuk semua keroncong asli: Alur akordnya seperti tersusun di bawah ini:
  • Pr |V , , , |I , I7 , |IV , V7 , |I , , , | Prelude birama diambil dari baris ke-7 (B3)
  • (A1) | I , , , | I , , , | V , , , | V , , , |
  • (A2) |II# , , , | II# , , , | V , , , | Modulasi merupakan ciri keroncong asli sebanyak 4 birama
  • In |V , , , | V , , , | V , , , |IV , , , | Interlude 4 birama untuk semua lagu menjadi standar
  • (B1) | IV , , ,| IV , , ,|V7 , , , | I , , , |
  • (B2) |I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , I7 , |
  • (B3) |IV , V7 , |I , I7 , | IV , V7 , |I , , , |
  • (B2) | I , , , | V7 , , , | V7 , , ,| I , , , |
Kadensa Keroncong Dalam Teori Musik Klasik dikenal 4 (empat) jenis Kadensa, di mana Kadensa adalah suatu rangkaian harmoni sebagai penutup pada akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup sempurna melodi tersebut atau setengah menutup (sementara) melodi tersebut. Sedangkan Tierce de Picardy boleh dimasukan dalam Kadensa, dan pada Masa Keroncong Abadi tercipta satu Kadensa baru, disebut Kadensa Keroncong dengan rangkaian penutup I-I7-IV-V7-I.
  1. Kadensa dengan rangkaian V7-I disebut sebagai Kadensa Sempurna, karena sempurna menutup rangkaian tersebut dan terasa berhenti sempurna.
  2. Tetapi kalau akord X-V7 menjadi akhir rangaian, maka disebut Kadensa Tidak Sempurna atau Setengah Kadensa, misalnya rangkaian Super Tonik - Dominan Septim.
  3. Kalau rangkaian harmoni diakhiri pada X-VI, maka disebut Kadensa Terputus, misalnya Doninan Septim - Submedian.
  4. Dalam rangkaian IV-I disebut Kadensa Plagal, mempunyai sifat sendu seperti kalau kita mengucap "Amin" dalam salat.
  5. Lagu kunci minor ditutup pada kunci mayor, disebut Tierce de Piecardy, jadi sebenarnya bukan kadensa, namun biasanya dipakai dalam akhir lagu
  6. Kadensa Keroncong, khusus dikembangkan dalam musik keroncong, yaitu rangkaian harmoni I7-IV-V7-I
Ismail Marzuki (1914-1958) Komponis Ismail Marzuki termasuk hidup dalam Era Keroncong Abadi, namun lagu-lagunya sangat modern pada zamannya, misalnyaSepasang Mata Bola ditulis dalam kunci minor sehingga dapat dinyanyikan dengan iringan keroncong seperti keroncong beat (1958).
Gambang Keromong Gambang Keromong adalah salah satu gaya keroncong yang dikembangkan oleh Etnis Tionghoa (gambang adalah alat musik bilah kayu seperti marimba, sedangkan keromong adalah istilah lain dari kempul) yang dikembangkan sekitar tahun 1922 di Kemayoran Jakarta (tanjidor), namun kemudian berkembang di Semarang sekitar tahun 1949 (ingat lagu Gambang Semarang - Oey Yok Siang). Sebenarnya Gambang Keromong yang lahir di Masa Keroncong Abadi 1920-1960 adalah cikal bakal Campursari yang lahir pada Masa Keroncong Modern.
Masa Keemasan (The Golden Age). Pada tahun 1952, Radio Republik Indonesia (RRI) menyelenggarakan perlombaan Bintang Radio dengan 3 jenis, Keroncong, Hiburan dan Seriosa. Di sanmping itu juga dilombakan mencipta lagu keroncong, salah satu pememnag adalah Musisi Kusbini dengan lagu Keroncong Pastoral. Pada masa akhir dari Keroncong Abadi (1920-1960) ini merupakan Masa Keemasan (Golden Age) bagi musik keroncong.

Masa keroncong modern (1960-2000)

Perkembangan keroncong masih di daerah Solo dan sekitarnya, namun muncul berbagai gaya baru yang berbeda dengan Masa Keroncong Abadi (termasuk musisinya), dan merupakan pembaruan sesuai dengan lingkungannya.
Mulai Masa keroncong modern (1960-2000) semua aturan baku (pakem) Musik Keroncong tidak berlaku, karena mengikuti aturan baku (pakem) Musik Popyang berlaku universal, misalnya tangga nada minormoda pentatonis Jawa/Cina, rangkaian harmoni diatonik dan kromatikakord disonan, sifat politonal atau atonal (pada campursari), tidak megenal lagi pakem bentuk keroncong asli atau stambul, ada irama nuansa dangdut (congdut), mulai tahun 1998 musik rap mulai masuk (Bondan Prakoso), dlsb.

Langgam Jawa

Bentuk adaptasi keroncong terhadap tradisi musik gamelan dikenal sebagai langgam Jawa, yang berbeda dari langgam yang dimaksud di sini. Langgam Jawa memiliki ciri khusus pada penambahan instrumen antara lain siter, kendang (bisa diwakili dengan modifikasi permainan cello ala kendang), saron, dan adanya bawa atausuluk berupa introduksi vokal tanpa instrumen untuk membuka sebelum irama dimulai secara utuh. Tahun 1968 Langgam Jawa berkembang menjadi Campursari.
Umumnya mempunyai struktur lagu pop yaitu A - A - B - A atau juga A - B - C - D dangan jumlah 32 birama. Lagu Langgam Jawa yang terkenal pada tahun 1958 adalah ciptaan Anjar Any (1936-2008): Yen Ing Tawang Ana Lintang (Tawang dalam Bahasa Jawa berarti: awang-awang, langit, dan makna lain nama suatu desa di Magetan,Kalau di Langit Ada Bintang). Langgam Jawa menjadi terkenal oleh Waljinah yang pernah sebagai juara tingkat sekolah SMP di RRI Solo tahun 1958.

Keroncong Beat

Dimulai oleh Yayasan Tetap Segar pimpinan Rudi Pirngadie, di Jakarta pada tahun 1959 dan bisa mengiringi lagu barat pop (mau melangkah lebih bersifat universal). Pada waktu itu Idris Sardi ikut tur ke New York World's Fair Amerika Serikat dengan biola tahun 1964 dengan maksud mau memperkenalkan lagu pop barat (I left my heart in San Fransico, pada waktu itu tahun 1964 lagu ini merupakan salah satu hit di dunia) dengan iringan keroncong beat, namun dia kena denda melanggar hak cipta akibat tanpa izin.
Dengan Keroncong Beat maka berbagai lagu (bukan dengan rangkaian harmoni keroncong, termsuk kunci Minor) dapat dinyanyikan seperti La Paloma, Monalisa, Widuri, Mawar Berduri, dll.

Campur Sari

Di Gunung Kidul (DI Yogyakarta) pada tahun 1968 Manthous memperkenalkan gabungan alat gamelan dan musik keroncong, yang kemudian dikenal sebagai Campursari. Kini daerah Solo, Sragen, Ngawi, dan sekitarnya, terkenal sebagai pusat para artis musik campursari.

Keroncong Koes-Plus

Koes Plus dikenal sebagai perintis musik rock di Indonesia, pada sekitar tahun 1974 juga berjasa dalam musik keroncong yang rock. Keroncong Pertemuan adalah Keroncong Koes Plus dengan struktur bentuk campuran (dalam bahasa Belanda disebut Meng-vorm atau Inggris Combine form) antara Stambul II dan langgam Keroncong.

Keroncong Dangdut (Congdut)

Keroncong dangdut (Congdut) adalah jawaban atas derasnya pengaruh musik dangdut dalam musik populer di Indonesia sejak 1980-an. Seiring dengan menguatnya campur sari di pentas musik populer etnis Jawa, sejumlah musisi, konon dimulai dari Surakarta, memasukkan unsur beat dangdut ke dalam lagu-lagu langgam Jawa klasik maupun baru. Didi Kempot adalah tokoh utama gerakan pembaruan ini. Lagu-lagu yang terkenal antara lain Stasiun Balapan, Sewu Kuto.
Masa Kejayaan Musik Keroncong. Pada Masa Keroncong Modern adalah Masa Kejayaan Musik Keroncong, di mana terdengar di mana-mana musik Langgam Jawa, Keroncong Beat, Campursari, koes Plus dan terakhir dengan Congdut dari Didi Kempot, hingga ke Suriname dan Belanda (2004-2008). Rupa-rupanya ini merupakan puncak kejayaan Musik Keroncong, sehingga Gesang khawatir bahwa Keroncong Akan Mati (2008, ucapan beliau sebelum wafat).

Masa keroncong millenium (2000-kini)

Walaupun musik keroncong di era millenium (tahun 2000-an) belum menjadi bagian dari industri musik pop Indonesia, tetapi beberapa pihak masih mengapresiasi musik keroncong. Kelompok musik Keroncong Merah Putih, kelompok keroncong berbasis Bandung masih cukup aktif melakukan pertunjukan. Selain itu, Bondan Prakosodan grupnya Bondan Prakoso & Fade 2 Black, menciptakan komposisi berjudul "Keroncong Protol" yang berhasil memadukan musik gaya rap dengan musik latar belakang irama keroncong. Pada tahun 2008 @ Solo International Keroncong Festival, Harmony Chinese Music Group membuat suasana lain dengan memasukan unsur alat musik tradisional Tionghoa dan menamainya sebagai Keroncong Mandarin.

Tokoh keroncong

Salah satu tokoh Indonesia yang memiliki kontribusi cukup besar dalam membesarkan musik keroncong adalah bapak Gesang. Lelaki asal kota Surakarta (Solo) ini bahkan mendapatkan santunan setiap tahun dari pemerintah Jepang karena berhasil memperkenalkan musik keroncong di sana. Salah satu lagunya yang paling terkenal adalah(lagu)|Bengawan Solo. Lantaran pengabdiannya itulah, oleh Gesang dijuluki "Buaya Keroncong" oleh insan keroncong Indonesia, sebutan untuk pakar musik keroncong. Gesang menyebut irama keroncong pada MASA STAMBUL (1880-1920), yang berkembang di Jakarta (Tugu , Kemayoran, dan Gambir) sebagai Keroncong Cepat; sedangkan setelah pusat perkembangan pindah ke Solo (MASA KERONCONG ABADI: 1920-1960) iramanya menjadi lebih lambat.
Asal muasal sebutan "Buaya Keroncong" untuk Gesang berkisar pada lagu ciptaannya, "Bengawan Solo". Bengawan Solo adalah nama sungai yang berada di wilayah Surakarta. Seperti diketahui, buaya memiliki habitat di rawa dan sungai. Reptil terbesar itu di habitanya nyaris tak terkalahkan, karena menjadi pemangsa yang ganas. Pengandaian semacam itulah yang mendasari mengapa Gesang disebut sebagai "Buaya Keroncong".
Di sisi lain nama Anjar Any (Solo, pencipta Langgam Jawa lebih dari 2000 lagu yang meninggal tahun 2008) juga mempunyai andil dalam keroncong untuk Langgam Jawa beserta Waljinah (Solo), sedangkan R. Pirngadie (Jakarta) untuk Keroncong Beat, Manthous (Gunung Kidul, Yogyakarta) untuk Campursari dan Koes Plus(Solo/Jakarta) untuk Keroncong Rock, serta Didi Kempot (Ngawi) untuk Congdut.
(diambil dari : id.wikipedia.org)

Mengenal Acord


Akord mempunyai arti yaitu kumpulan tiga nada atau lebih yang bila dimainkan secara bersamaan terdengar harmonis. Akord bisa dimainkan secara terputus-putus ataupun secara bersamaan. Contoh alat musik lainnya yang bisa memainkan akord adalah gitar (akustik dan listrik), organ, electone.



Adapun fungsi akord adalah antara lain:
1. Mengiringi orang menyanyi.
2, Untuk memudahkan mengaransemen lagu
3. Membantu menciptakan sebuah lagu

Akord terdiri atas berbagai macam. Antara lain akord mayor, akord minor, akord dominan septim, akord diminished, akord augmented, akord minor 6, akord mayor 7, akord suspended dan masih banyak yang lainnya. Akord yang paling sering dipakai dalam suatu lagu yang sederhana adalah akord mayor, akord minor dan akord dominan septim. Akord lainnya digunakan untuk memperindah atau mengubah kualitas suatu lagu. Penyisipan akord yang berbeda akan memberikan efek rasa yang berbeda dalam iringan suatu lagu.

Tingkatan akord berjumlah 7 antara lain:
Akor tingkat  I     : c' - e' - g'        ( C )      tonika
Akor tingkat  II    : d' - f' - a'         ( Dm)    supertonika
Akor tingkat  III   : e' - g' - b'         ( Em)   median
Akor tingkat  IV   : f' - a' - c''        ( F )      sub dominan
Akor tingkat  V    : g' - b' - d''       ( G )      dominan
Akor tingkat  VI   : a' - c' - e''       ( Am)    sub median
Akor tingkat  VII  : b' - d' - f''         (Bdim)   Introduktor/leading not

Akor Mayor terdiri atas akor tingkat I, IV, dan V ( akor pokok ) karena jarak interval nada dasar akor dengan nada terts-nya 2 dan disebut terts besar (mayor).
Akor Minor terdiri atas akor tingkat II, III, dan VI karena jarak nada dasar akor dengan terts-nya 11/2.
Akor diminished atau disebut kuint kurang terdiri atas akor tingkat  VII karena jarak interval nada dasar akor dengan kuint-nya 3. Akor minor dan diminished dikelompokkan sebagai akor tambahan karena berfungsi sebagai pemanis gerak akor dalam mengiringi lagu.

Pergerakan sebuah lagu bisa diiringi dengan akord pokok saja misalnya akord tingkatan I, IV dan V ini disebut akord pokok, tetapi jika iringan lagu akan lebih indah jika ditambah akord tingkatan II, iii dan VI yang disebut akord sisipan.

1. I – IV – V – I
2. I – IV – I
3. I – VI – IV – V – I
4. I – III – VI – IV – V – I
5, I – V – I
6. I – VII – VI – IV – V – I

(diambil dari : yokimirantiyo.blogspot.com)

Kamis, 16 Oktober 2014

Drummer Bertangan Robot

Di era 80 dan 90-an jagad musik rock punya drummer inspiratif. Rick Allen dari grup Def Leppard kala itu merupakan satu-satunya drummer bertangan satu. Sebuah kecelakaan mengakibatkan satu tangannya harus diamputasi.

Tapi Rick tidak menyerah, dengan dukungan teman-teman di grupnya, ia bisa tetap jadi penggebuk drum yang atraktif. Keunikan ini sontak membuat nama Def Leppard makin berkibar.



Lain dulu lain sekarang. Bila masa tersebut tehnologi masih bermimpi soal lengan bionic,  maka jaman sekarang  bagian tubuh robot (cyborg) sudah diaplikasikan secara nyata.

Peristiwa kecelakaan yang nyaris serupa dengan pengalaman Rick Allen juga menimpa Jason Barnes. Mimpinya  untuk menjadi seorang drummer pun kandas seketika.

Walau begitu, Barnes lantas tidak kehilangan akal. Bersama dengan professor Gil Weinberg dari Institut Teknologi Georgia, ia pun membuat sebuah prostetik robot guna membantu ia untuk bermain drum. Dikutip dari The Verge, perangkat tersebut bekerja melalui proses yang dinamakan electromyography. Artinya, perangkat tersebut dapat bekerja sesuai dengan arahan dari Barnes melalui sinyal elektrik yang dihasilkan oleh otot lengan atas kanannya.



Selanjutnya, untuk dapat menggerakkan lengannya, Barnes pun harus menegangkan otot lengannya guna menggerakan motor kecil di prostetik yang mana akan menggerakkan stik drum. Perangkat tersebut juga memberikan Barnes kemampuan bermain drum yang luar biasa melebihi kemampuan bermain drum pada umumnya. Ia bahkan dapat menggenggam dua stik drum sekaligus. Stik pertama bekerja sesuai arahan, stik kedua berimprovisasi.

Dengan kemampuan tersebut, Barnes mampu memainkan sebuah ketukan musik jazz dengan lihai. Tak hanya itu, sebuah chip pun disematkan ke dalam prostetik robot tersebut. Chip tersebut berfungsi untuk memberikan perintah memainkan dua buah stik dengan tempo yang berbeda-beda.



“Sangat menarik melihat ia (Barnes) bermain drum dan berimprovisasi dengan lengan yang tidak sepenuhnya ia kendalikan,” ujar Weinberg.

Barnes rencananya akan bermain perdana dengan prostetik robot tersebut dalam ajang Atlanta Science Festival yang berlangsung pada 22 Maret 2014 mendatang.

“Aku pasti akan membuat iri para drummer metal dengan apa yang akan aku lakukan nanti,” ujar Barnes.
(diambil dari : apakabardunia.com)

Belajar Teknik Olah Vokal


1. Buka mulut Anda ketika Anda bernyanyi! Penyanyi yang menjaga mulut mereka sebagian besar ditutup cenderung tegang di lidah dan jauh dari mencapai kualitas yang maksimal dari nada. Saya suka aturan jari dua. Jika Anda dapat pas dua jari di antara gigi Anda saat bernyanyi (esp pada vokal terbuka seperti "ah" dan "oh"), maka kau baik. Jika tidak, buka mulut lagi. 
2. Tenang lidah. Setelah bertahun-tahun memberikan pelajaran suara, saya yakin bahwa 65% - 85% dari semua masalah vokal melibatkan ketegangan di lidah. Bagian terburuk adalah kebanyakan orang bahkan tidak menyadarinya. Lihat di cermin sambil bernyanyi. Jika ujung lidah Anda tidak dominan beristirahat pada gigi depan bawah Anda maka Anda punya masalah. Bersantai lidah lebih maju dalam mulut akan membantu.
3. Jangan mengambil di udara terlalu banyak. Jika Anda menghirup udara terlalu banyak, maka Anda menciptakan tekanan di bawah lipatan yang dapat dengan mudah menghalangi Anda kemampuan untuk bernyanyi secara bebas. Hal ini dapat mencegah Anda menyanyikan nada tinggi dan hampir selalu menyebabkan ketegangan di leher Anda. Untuk memperbaikinya, menjadi sadar betapa sedikit yang terlibat dalam pernapasan teratur dan mencoba untuk meniru sensasi bahwa ketika bernyanyi.
4. Jauhkan laring mantap. Jika Anda tidak tahu apa laring adalah, itu di mana apel Anda adam adalah (atau di mana itu akan menjadi wanita). Jika ini daerah leher Anda menaikkan atau menurunkan sambil bernyanyi, maka Anda melemparkan seluruh mekanisme suara anda yang mengarah ke komplikasi yang berbeda. Istirahatkan tangan Anda pada laring Anda sambil bernyanyi dan pastikan tetap stabil.
5. Buka dan bersantai bagian belakang mulut. Ini sama penting dengan memungkinkan depan mulut untuk terbuka, jika tidak lebih. Jika bagian belakang mulut yang tertutup, maka kualitas suara ditembak (dan saya jamin Anda sedang tegang). Untuk mendapatkan merasa untuk itu, tahan tombol "ng" suara tergantung dan merasakan bagaimana tertutup itu. Sekarang mengatakan "ah" seperti Anda berada di kantor dokter ... itu lebih terbuka. Membiarkan belakang mulut terbuka seperti suara "ah" dapat membantu menciptakan resonansi yang indah dalam suara.
6. Nyanyikan dengan ENERGY. Aku tidak bisa mengungkapkan ini cukup. Menyanyi adalah kegiatan yang sangat fisik. Anda harus berenergi dan bersemangat tentang apa yang Anda lakukan atau yang lain itu tidak memiliki gairah (dan itu datar!). Bernyanyi dengan energi membantu anda menekan catatan yang lebih tinggi dan membantu menjaga suara keluar dari tenggorokan. Biarkan diri Anda merasa senang sebelum menyanyi ... melakukan beberapa jumping jack atau berjalan-jalan sedikit sebelum memulai dan menyadari betapa banyak membantu.
7. Percaya apa yang Anda bernyanyi. Saya pernah membaca ungkapan yang telah terjebak dengan saya selama bertahun-tahun. Itu adalah sesuatu di sepanjang baris, "bahwa yang datang paling dekat dengan mengungkapkan yang tak terkatakan adalah musik." Musik adalah bentuk ekspresi. Ini hidup dan memiliki kemampuan besar untuk mempengaruhi pendengar. Tapi itu hanya berlaku bila Anda percaya apa yang Anda bernyanyi. Cobalah untuk menyambung ke lagu melalui beberapa pengalaman hidup pribadi dan melihat bagaimana hidup musik Anda bernyanyi menjadi.
8. Keluar dari cara Anda sendiri. Menyanyi harus merasa seperti berbicara. Seharusnya tidak ada ketegangan, menekan, tegang, mencapai, atau ketika meraih vokal aktif. Sensasi ini biasanya terjadi ketika kita mencoba untuk memaksa suara keluar dari kita. Jika Anda tidak bisa menyanyi sesuatu, cobalah untuk membawanya kembali ke pidato pertamanya. Anda akan terkejut betapa mudahnya bahwa "C" tinggi dapat ketika Anda berbicara itu. 
(diambil dari :gurulesprivatmusik.blogspot.com/)

Senin, 15 September 2014

Tutorial Bermain Piano, Sistem Do Mi Sol

Piano merupakan salah satu alat musik yang disegani oleh masyarakat. Pasalnya, tidak banyak orang yang bisa memainkan alat musik yang ukurannya cukup besar ini seperti kebanyakan orang yang sudah mahir bermain gitar. Dalam kacamata masyarakat biasanya orang yang bisa bermain piano merupakan kaum menengah atas yang berduit, karena untuk kursus belajar piano itu biayanya lebih mahal dari les di Ganesha Operation. Sehingga piano menjadi sebuah alat musik yang kelasnya cukup tinggi. Dalam sebuah band pun terdapat perbedaan “greget” yang cukup berasa antara band yang ada tukang pianonya dengan yang tidak.
Dilihat dari bentuk bodynya, orang yang melihat piano biasanya langsung minder karena tutsnya yang banyak sehingga terkesan ribet dan sangat sulit dimainkan. Mereka tidak tau mana yang harus dipencet. Nah untuk itu saya ingin sedikit berbagi tips ke Anda cara yang sangat mudah sekali bermain piano sehingga Anda paling tidak ada gambaran tentang cara bermain piano.

Tips Super Mudah Bermain Piano Sistem Do Mi Sol ini adalah cara saya sendiri sebagai mahasiswa akuntansi biasa dan bukan seniman sebagai dasar agar bisa memainkan piano sampai bisa dinikmati terdengar sebuah lagu.  
Kalau orang belajar main gitar, biasanya pada awalnya mereka menghafal bentuk-bentuk kunci nada. Sebenarnya kunci-kunci itu bisa dihafalkan. Tapi sangat lebih baik jika kita mengetahui dari mana kunci itu terbentuk.

Sebuah harmonisasi kunci (chord) terbentuk dari kombinasi nada ke-1, ke-3, dan ke-5. Kita lihat dulu sebuah tangga nada dalam satu oktaf itu terdiri dari C-D-E-F-G-A-B-C. Jadi kalau kita ingin bermain kunci C, nada yang harus kita tekan adalah C-E-G (nada ke-1, ke-3, ke-5). Baik itu ditekan secara bersama atau bergiliran (arpeggio). Begitu pula misalnya ingin main kunci G, maka yang harus ditekan adalah nada G-B-D. Untuk gambaran keseluruhannya Anda bisa lihat gambar di bawah.

Sebenarnya penjelasannya masih banyak lagi, misalnya bagaimana membentuk accord ke-7, inversi, dll. Namun saya kira dengan sistem Do-Mi-Sol tadi sudah cukup membekali dasar bermain piano, sudah bisa untuk bermain sebuah lagu. Prinsip saya dalam bermusik, tidak perlu terlalu pusing dengan teori, hanya akan membuat Anda jenuh dan bosan akhirnya ga jadi belajar. Yang penting bisa nyanyiin lagu, karena semakin sering Anda memainkan lagu-lagu maka teori-teori musik itu akan dengan sendirinya Anda temukan.
Nah sekarang kita masuk ke penjarian / fingering-nya. Perlu tau banget, jari tangan yang Anda pakai untuk mencet tuts piano adalah ibu jari-jari tengah-jari kelingking. Apakah harus? Kan kita bisa memakai jari telunjuk, jari manis, suka-suka. Oo tidak bisa demikian. Memang sih itu bisa, tapi untuk memainkan sebuah piano sistem Do-Mi-Sol secara nyaman dan gak meleset-meleset, tangannya juga harus menggunakan sistem Do-Mi-Sol (ibu jari-jari tengah-jari kelingking). Itu juga sudah menjadi aturan fingering secara umum kok.

Kemudian biasanya kita bingung, pianis itu bermain piano memakai tangan kanan dan kiri. Lalu tugas masing-masing tangan itu apa? 

Tangan kiri bertugas menekan root / bass atau chordnya lagu. Dalam hal ini berarti yang tugasnya memencet “Do-Mi-Sol” itu secara harfiahnya adalah tugas tangan kiri.
Sedangkan tangan kanan tugasnya adalah menekan tuts melody secara random. Melodi itu bisa berbentuk melody seperti suara nada vokalnya maupun melody untuk musik biasa. 

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana menyesuaikan antara chord tangan kiri dengan melody tangan kanan? Cara paling mudah adalah dengan melihat dimana nada terakhir jatuh yang ditekan oleh tangan kanan ketika lagu harus berganti chord. Contohnya, ketika nada melody tangan kanan jatuh pada nada sol atau G. Kemudian kita deteksi dengan sistem Do-Mi-Sol chord apa saja yang ada nada G nya yaitu chord C (C-E-G), chord Em (E-G-B), dan chrod G (G-B-D). Sebenarnya kalau kita males mencari mana chord yang sesungguhnya diantara ketiga chord itu semua chord bisa-bisa saja dipakai, tetep bisa masuk nadanya tinggal dipilih ngasal salah satu. Tapi kalau mau suara yang lebih greget, Anda bisa memilih satu yang paling pas. Biasanya awalnya belum terbiasa dengan suara-suara chord mana yang cocok, tapi lama-lama akan biasa dan bisa cepet dalam menentukan chord yang cocok.

Copy dari (http://dinarmagzz.blogspot.com/2013/05/tutorial-bermain-piano-super-mudah.html)

Teori Musik Dasar

Sebuah Lagu diibaratkan sebagai Sebuah Rumah. Dan Teori Dasar Musik adalah Pondasinya. Serta Arransement adalah Arsitektur dan desainnya B...